MAKALAH INDIVIDU
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
KETERKAITAN ANTARA BASIS DATA, DATA
RASTER, DATA VECTOR DAN OVERLAY DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Dosen
pengampu:
Drs.
Heri Tjahyono, M. Si.
Disusun oleh
Nur
Faizah (3201409061)
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada ALLAH swt. Atas limpahan rahmat dan berkah-Nya sehingga makalah dengan
judul KETERKAITAN ANTARA BASIS DATA. DATA RASTER, DATA VEKTOR DAN OVERLAY DALAM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) dapat terselesaikan.
Penulisan
karya tulis ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan dan dukungan banyak pihak
sehingga dengan segala kerendahan hati diucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama kepada :
1.
Drs. Heri Tjahyono, M. Si. selaku dosen pengajar
yang telah membimbing, mengarahkan, serta memotivasi dalam pembuatan makalah ini.
2.
Ayah dan Bunda yang senantiasa memberikan
semangat serta motivasi yang luar biasa baik suka maupun duka.
3.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini yang tidak disebutkan satu per satu.
Kritik
dan saran yang membangun selalu diharapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semarang,
14 Januari 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem informasi geografis (SIG) adalah
suatu kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras computer, perangkat
lunak, data geografis, dan personil yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,
meng-update atau memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua
bentuk informasi yang bereferensi geografis (ESRI,1990). Dalam sistem
informasi geografi lokasi dan gambaran permukaan bumi dilukiskan dengan titik,
garis dan poligon. Gambaran peta ini didefinisikan oleh serangkaian
koordinate-koordinate X (bujur) dan Y (lintang).
Basis
data atau database merupakan satu sumber informasi dalam SIG. Basis data ini
sangat dibutuhkan dalam SIG sebagai sebuah unsur sistem informasi. Dalam SIG
ini, basis data memiliki persyaratan dalam hal kemudahan pencarian, perubahan,
penambahan, ataupun penambahan data. Database sistem informasi geografi
terdiri dari dua jenis data: data spasial (menggambarkan lokasi dan bentuk
objek geografik dan hubungan antara satu objek dengan yang lain dalam bentuk
koordinat digital), dan data atribut (mencerminkan karakteristik-karakteristik
objek-objek spasial).
Kelebihan sistem informasi geografi adalah kemampuannya
menggabungkan database relasional dan elemen-elemen grafik yang dapat digunakan
untuk menggambarkan dan menguji variasi dalam waktu dan tempat. Data spasial
dapat berasal dari pelbagai sumber. Ada dua format data spasial, yakni data raster
dan data vektor.
Dalam data format data vektor, bumi kita
direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah
yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),
titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan
antara dua buah garis). Sedangkan data raster (atau disebut juga dengan sel
grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data
raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi
(definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dari data base, data
raster, serta data vector?
2. Bagaimana karakteristik dari data raster serta
data vektor di dalam SIG?
3. Apa yang dimaksud dengan overlay dalam sistem
informasi geografis, dan semua yang ada di dalamnya?
3. TUJUAN
- Dapat mengetahui pengertian dari data base, data raster, serta data vector dalam SIG.
- Dapat mengetahui karakteristik-karakteristik dari data raster serta sata vector dalam SIG.
- Dapat mengetahui pengertian dari overlay itu sendiri, dan semua yang ada di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN DARI DATA BASE, DATA RASTER, DAN DATA VEKTOR
Sebelum membahas lebih jauh tentang data base SIG, perlu diketahui
mengenai data base atau basis data yaitu merupakan kumpulan data yang
dapat digunakan bersama oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Sedangkan
menurut Fathan (Eddy Prahasta, 2001) data base dapat didefinisikan dari
beberapa sudut pandang :
a. Himpunan
kelompok data (file/arsip) yang saling berhubungan dan diorganisasikan
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
b. Kumpulan
data yang saling berhubungan dan disimpan bersama sedemikian rupa tanpa
pengulangan yang tidak perlu (reductancy) untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Kumpulan
file/table/arsip yang saling berhubungan dan disimpan di dalam media
penyimpanan elektronik.
Pada prinsipnya data base SIG
tidak jauh berbeda dengan data base pada umumnya, hanya saja karena SIG
bertumpu pada penyajian data yang berkorelasi dengan spasial/lokasi. Jadi apa
bila sistem data base lainnya umumnya berupa teks, table dan grafis,
maka pada data base SIG selain data atribut tersebut juga dilengkapi dengan data
base peta dasar yang justru menjadi unsur utama, sebab semua tampilan data
lain bersifat atribut yang diletakkan pada lokasi di atas peta/citra satelit.
Database sistem informasi geografi terdiri dari dua jenis
data: data spasial (menggambarkan lokasi dan bentuk objek geografik dan
hubungan antara satu objek dengan yang lain dalam bentuk koordinat digital),
dan data atribut (mencerminkan karakteristik-karakteristik objek-objek
spasial). Rumah sakit dapat digambarkan sebagai suatu titik. Jalan atau rel
kereta api dapat dilukiskan sebagai garis, dan distrik atau tempat tinggal
dapat disajikan dalam bentuk poligon, semua dengan data spasial yang terkait. Kumpulan
data mengenai objek-objek yang berbeda umumnya disajikan dalam lapisan-lapisan
gambar terpisah yang dapat digabungkan dengan pelbagai cara berbeda untuk
analisis. Data atribut memberikan informasi tentang titik-titik tertentu
(misalnya rumah sakit dan pusat kesehatan), atau statistik menyangkut suatu
wilayah tertentu (poligon), misalnya jumlah dokter dan perawat, proporsi orang
miskin, atau prevalensi penyakit kronik.
-Keuntungan Database
antara lain:
a. Mengurangi
duplikasi data (data redundancy), inkonsistensi dan isolasi data
b. Kemudahan,
kecepatan dan efisiensi akses atau pemanggilan data - mengurangi
pemborosan tempat simpanan luar- (data sharing & availability)
pemborosan tempat simpanan luar- (data sharing & availability)
c. Penjagaan
integritas data: akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi lebih
bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya
bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya
d. Menyebabkan
data menjadi self-dokumented dan self-descriptive
e. Mereduksi
biaya pengembangan perangkat lunak
f. Meningkatkan
faktor keamanan data
Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu
data raster dan data vector. Data raster (atau disebut juga dengan sel grid)
adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster,
obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan
pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual)
tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin
besar pula ukuran filenya. Keuntungan utama dari format data vektor adalah
ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini
sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada
basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang
utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Sedangkan dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai
suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang
berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai
label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang
tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta
kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran
file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan alam
komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi
lebih mudah digunakan secara matematis.
B.
KARAKTERISTIK
DARI DATA RASTER DAN DATA VEKTOR
Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan
informasi mengenai feature geografis yang kontinyu pada suatu permukaan,
seperti ketinggian, nilai reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data
citra adalah satu bentuk data raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan
nilai yang direkam oleh peralatan optic atau elektronik. Grid pada pembahasan
ini adalah data raster.
Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran
sel dalam suatu grid adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data
raster maka akan terlihat bentuk dari jajaran sel tersebut.
Model data raster setiap lokasi direpresentasikan
sebagai suatu posisi sel. Sel ini diorganisasikan dalam bentuk kolom dan baris
sel-sel dan biasa disebut sebagai grid. Dengan kata lain, model data raster
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap piksel atau sel
ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik.
Kelebihan
dan Kelemahan Data Raster
Kelebihan Data raster
|
Kelemahan Data Raster
|
1.
Memiliki
struktur data yang sederhana
2.
Mudah
dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana
3.
Teknologi
yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks
4.
Compatible
dengan citra satelit dan foto udara( penginderaan jauh) dan semua gambar
hasil scanning data spasial
5.
Overlay
dan kombinasi data spasial raster dengan kata indera mudah dilakukan
|
1.
Secara
umum memerlukan ruang atau tempat penyimpanan yang besar
2.
Penggunaan
sel atau ukuran grid yang lebih besar untuk mengehemat ruang penyimpanan akan
menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian
3.
Sebuah
citra raster hanya mengandung satu tematik saja
4.
Tampilan
atau representasi dan akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran
pixelnya
5.
Sering
mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis-garis batas untuk
suatu objek
|
Kelebihan
dan Kelemahan Data Vektor
Kelebihan data Vektor
|
Kelemahan data Vektor
|
1. Memerlukan
ruang atau tempat penyimpanan yang kecil di komputer
2.
Hubungan
topologi atau network dapat dilakukan dengan mudah
3.
Memiliki
resolusi spasial yang tinggi
4.
Memiliki
batas-batas yang teliti
5.
Transformasi
koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan
|
1.
Memiliki
struktur data yang kompleks
2.
Datanya
tidak mudah dimanipulasi
3.
Tidak
compatible dengan data citra foto udara dan citra satelit
4.
Teknologi
yang digunakan mahal
5.
Overlay
beberapa layers vektor secara simultan memerlukan waktu yang relatif lama
|
C.
OVERLAY DALAM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Istilah
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu
sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu
sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis
tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di
permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan
informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan
bumi yang posisinya telah diketahui.
Overlay adalah Tumpang susun beberapa peta (overlay)
merupakan tugas terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan
tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta
yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan
peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara
manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain sebagai
berikut.
1. Memerlukan banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat.
Hal itu disebabkan dalam proses tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan
proyeksi dan skala peta. Di samping itu, tumpang susun peta hanya dapat
dilakukan atas tiga atau empat lapis, masih ditambah satu peta dasar untuk
mencapai akurasi spasial dalam tumpang susun itu.
2. Sulit untuk melakukan penghitungan statistik karena
pengukuran luas harus dilakukan secara manual.
3. Tidak sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang
rumit dari lapis sebelumnya karena SIG secara manual tidak dilengkapi dengan
proses numerik untuk kombinasi lapis.
4. Diperlukan ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan
data.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
1. Sistem
informasi geografis (SIG) adalah suatu kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografis, dan personil yang
didesain untuk memperoleh, menyimpan, meng-update atau memperbaiki,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografis (ESRI,1990).
2. Data
masukan dalam SIG berupa data geografis
atau geospasial ini terbagi
kedalam dua katagori, yakni data spasial dan data atribut. Data spasial
mempresentasikan posisi atau letak geografis suatu objek di permukaan bumi,
sedangkan data atribut adalah data yang mendeskripsikan atau penjelasan dari
suatu objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi, dan
lain sebagainya. Data spasial merupakan data yang dihasilkan diatarnya oleh
sistem pengindraan jauh, terbagi kedalam dua format data; data berformat Vektor
dan data berformat Raster.
3. Tumpang susun beberapa peta (overlay) merupakan tugas
terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan.
Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta yang
terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan peta
tata guna lahan.
B.
SARAN
1. Hal ini sudah tentu harus dipelajari oleh setiap
mahasiswa, khususnya mahasiswa Geografi agar masiswa dapat mengetahui dan
memahami tentang data base dan komponen-komponennya beserta
karakteristik-karakteristik tentang data raster dan data vector
2. Mahasiswa diharapkan agar dapat lebih memahami lagi
tentang overlay dalam sistem informasi geografis.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta,
Edi. 2005. Sistem Informasi Geografi (Konseo-Konsep Dasar). Bandung :
INFORMATIKA